Raja Semut Hitam

Bahagia Tanpamu

Bahagia Tanpamu
Sukacita Panen Rumput Laut

Rabu, 23 Juni 2010

Sembuhlah…!! Untuk Gadis Kecil Dalam Pelukanku ini…

Kau berteriak sambil meronta-ronta dalam pegangan beberapa orang. Akhirnya kau terdiam. Aku melihat wajahmu dengan aura marah…Entah apa yang sedang terjadi denganmu, entah apa juga yang sedang kau pikirkan, meski aku coba mengerti, kau sedang tidak suka dengan keadaan ini. Aku coba menghampiri kehadiran kalian dengan senyum, seolah tidak terjadi apa-apa dengan kalian, keluargaku. Tidak ada tawa, tidak ada raut sukacita dan keramaian, yang ku lihat dari wajah-wajah orang-orang yg ku kasihi ini.

Aku tersenyum sambil menanyakan perjalanan kalian untuk sampai ke kota ini, Kota Bandung. Kalian hanya menjawab sekenanya saja. “Ah…mungkin mereka sudah terlalu lelah dalam perjalanan”, sahutku dalam hati. Aku menatap lagi wajahmu, yang hanya diam dengan tatapan kosong, tanpa menyapa ku, yang biasanya kau lakukan dengan gembiranya dan dengan berbagai pertanyaan yg kadang aku pun malas untuk menjawabnya. Kau duduk tepat di tengah mobil keluarga tersebut, dengan di dampingi dua pria yg duduk di sampingmu.

Aku coba menghampiri ponakanku, pujaan hatimu, gadis kecilku yang masih berusia sekitar 5 tahun dengan segala keluguannya. Sengaja ku ulurkan tanganku, agar dia datang ke pelukanku. Ah…kau masih menawan hati, sayang, sekalipun kau belum mandi, sekalipun kau masih di balut aroma perjalanan jauh untuk sampai ke kota ini. Ah, aku bisa membayangkan, kalaulah perjalanan keluarga kita ini untuk liburan, pastilah kita sedang berjalan kearah kebun binatang. Aku pasti akan menggendongmu, sambil menunjukkan berbagai binatang yang ada di kebun binatang tersebut, sambil mengenalkan nama-nama binatang tersebut. Ah, tentu sangat indah, sangat menarik dan kita sekeluarga akan menikmati perjalanan ini. Kita pasti sedang tertawa, melihat pola tingkah aneh binatang-binantang yang ada di kebun ini. Kita akan berpose dengan berbagai gaya yang menurut kita paling layak untuk di andalkan, saat ada aba-aba jepretan camera. Kita pasti akan makan bersama, sambil berebut saat akan membayar makanan yg telah kita santap. Ah…, itu hanya andai kok sayang, putri kecilku.

Aku tahu, perjalanan kalian dari kuningan sangat melelahkan, sekalipun kalian hanya menempuhnya sekitar 6 jam, tapi kalian sudah berangkat sejak tengah malam, agar sampai pagi-pagi betul di kota ini. Aku kembali menatapmu, yg masih dengan wajah dan tatapan kosongmu, yang masih dengan wajah dan aura marah dalam gerammu, yg belum juga kami temukan apa penawar amarahmu, krn kau tidak suka dan tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku berusaha menghampirimu, meski kutahu keluarga lainnya tidak ingin menghampirimu. Aku diam dan berusaha untuk merasakan apa yg kau rasakan, sampai kau bertanya dengan pertanyaan yg ringan dan di akhiri dengan teriakan. Ah…mungkin karena itulah kau kesal, mungkin juga itulah pikiran yg berkecambuk dalam hatimu, dalam otakmu dan dalam hidupmu.

Kami bergegas berangkat, agar teriakanmu tidak mengganggu orang lain. Aku berusaha menenangkan gadis kecilku, pujaan hatimu, dengan berbagai pertanyaan, yang ku tahu dia pun belum begitu mengerti keadaan ini. Sambil ku tunjuk beberapa gambar saat mobil kita melewati pertokoan di Cihampelas, mengenalkan tokoh-tokoh jagoan yg terpajang di depan toko-toko yg selalu di datangi ribuan org dari berbagai kota.

Akhirnya kita sampai, Kini giliranmu yang harus ku tuntun, tiba-tiba kau menangis, entah apa yg membuatmu menangis dengan sedihnya, saat kita sudah sampai di ruangan ini. Kami sekeluarga coba menenangkanmu, ku lihat wajah pilu raut muka-muka keluarga saat melihat kau terus saja menangis sambil memegang kepalamu. Aku tahu kau butuh pertolongan, dan hanya doa yg bisa ku panjatkan saat ini sambil menyadarkanmu dalam sedihmu. Kau pasti tahu tempat ini dimana, sekalipun kadang aku ragu, apakah kau tahu tempat ini.

Kau lebih tenang setelah menangis. Lelapkanlah tidurmu. Aku berharap, saat kau membuka matamu, kau sudah tersadar dari kebodohanmu. Tiba-tiba kau mengerang dengan sekerasnya, aku hanya bisa berdiam, sambil melipat tangan dalam haruku, karena aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku lihat kekasihmu, yang hanya terduduk, yang hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tatapan kami sekeluarga hanya tertuju padamu dengan sejuta pikiran yg membuat kami kalut dan tak tahu harus berbuat apa-apa.

“Aku lapar” : Sahutmu pada kami beberapa saat kemudian. Bagi kami, membawamu ke tempat bahkan yg termahal di kota ini pun, bukanlah masalah. Beberapa dari kami mengantarmu ke kantin di samping tempat peraduanmu nanti. Setelah di sediakan makanan, kau hanya mau duduk di lantai, sekalipun ada tempat duduk tersedia di kantin ini. Orang-orang yg ada di tempat itu melihat heran dan beberapa diantaranya ketakutan. Semoga kau tidak membentak mereka, seperti saat kau melakukannya ke suster, saat kau tiba-tiba marah di ruangan kelas gadis kecilmu dan banyak kejadian lainnya yang sangat memilukan dan menjadi pertanyaan, kenapa kau bertindak bodoh ? Ada apa denganmu ?. Ada rasa iba dan sebenarnya beberapa diantara kami malu, tp aku tahu, kau pun tidak ingin berkelakuan seperti ini. Kami hanya menuruti kemauanmu saat ini.

Aku sejenak mengingat tentang dirimu, kala beberapa tahun lalu berkunjung ke kota ini. Kau sangat ceria, kau hanya menanyakan berbagai tempat yang ada di kota ini, seakan-akan kita bisa menjelajahinya dalam satu hari karena kau ingin menikmati semua tempat-tempat di kota ini, walau aku tahu, tujuanmu hanyalah ingin melihat beberapa jaket kulit dan akhirnya akan ke tempat kaset lagu-lagu daerah. Kau selalu tersenyum sambil menawarkan aku beberapa kaset untuk di beli. Kau membeli sangat banyak saat itu, ada lebih dari 25 kaset, seakan-akan kau ingin menjualnya di kotamu.

Aku juga masih ingat, saat kau membelikan gitar pertamaku waktu awal ku beranjak SMU, Tape Recorderku saat awal kuliah, ke 2 buah Sound untuk computer di kamar dan masih banyak lagi. Ah…itu dulu. Kini, hanya berkomunikasi dengamu pun, aku agak berpikir panjang.

Hampir 4 jam, kami mengurus semua. Dengan menghadapi berbagai pertanyaan-pertanyaan yang menurutku tidak terlalu penting, tapi pasti lah ada manfaatnya. Harus melewati banyaknya ruangan dengan prosedur yg seperti di buat rumit. Kadang kami harus ke ruangan ini, harus ke ruangan itu baru keruangan yg satu lagi, hanya dengan membawa berkas yg kami juga kurang tahu, kenapa tidak di buat berdekatan saja.

Ah, sudahlah, kami hanya mau agar cepat usai. Kami sampai lagi pada ruangan dimana kau berada. Sahutku dalam hati : “Kau akan bersama-sama dengan orang-orang yang ku lihat ada di kamar-kamar sempit dengan teralis besi seperti penjara, lengkap dengan seragamnya, sekalipun mereka bukanlah narapidana seperti yang sering ku lihat di Penjara-penjara.” Tatapanmu seakan berbicara, bahwa kau tidak ingin kami tinggalkan, bahwa kau tidak ingin berada di tempat ini. Dan, kami meninggalkan dirimu yang sedang tak berdaya dalam tangismu, dalam erangan dan teriakanmu, sampai akhirnya suara itu hilang dari kejauhan.

Kami hanya ingin, kau lekas sembuh dari sakitmu, agar bisa bersama-sama lagi dengan keluarga, agar kau bisa menggendong buah hatimu, gadis kecil yang sedang berada dalam pelukanku. Agar tidak terlebih dahulu waktu mendewasakannya, sehingga dia mengerti guncangan jiwamu dan akan berkata dalam hatinya “Papaku orang gila “


Bandung, Akhir bulan Mei 2010 @ Riau 11 – RSJ Cimahi.

For My Uncle “ Cepat sembuh yah uda, kau harus melihat putrimu yang semakin dewasa, dia sudah mulai mengerti nguncangan jiwamu yg kami pun tak tau kenapa kau bisa terguncang…”

“Saat menemui senyum anggota keluargaku yg semakin langka, aku hanya bisa berdoa agar semua cepat berakhir dengan sukacita. Minggu ini, aku akan melihat keadaannya, mungkin akan di pindahkan lagi ke RSJ Cimahi, untuk mendapat perawatan yg lebih baik.”

Bandung, 23 Juni 2010 @ RS. Salamun, lalu akan mengurus kepindahan ke RSJ Cimahi lagi.

Rabu, 16 Juni 2010

Kerinduanku untuk selalu berada di kota ini "Kendari"

KENDARI

Iya, Kendari. Terdiri dari huruf-huruf K-E-N-D-A-R-I. Memang Cuma 7 huruf, tapi, . . . Kendari sangat berarti bagiku. Entah apa yang harus ku katakana, tapi aku sudah ada di kota ini sejak tanggal 16 Juni 2007 sampai sekarang. Tanpa ada yg ku kenal, tanpa ada pengetahuan, tanpa ada alamat yg akan di tuju, tanpa . . . pokoknya tanpa dan tanpa bahkan tanpa satu anak pelajar pun yang mengetahui kehadiran kami kecuali nomor Hp 085241 xxx yang juga tanpa ku ketahui bagaimana orangnya, siapa dia, seperti apa sifatnya, pokoknya kami hanya percaya orang tersebut baik dan akan membantu kami dan pst akan menjemput di bandara Walter mongonsidi, walaupun kami akan tiba pagi di pukul 01.30 Wita.

Sekarang, entah sudah berapa puluh, bahkan ratusan, ya ratusan para pelajar menjadi tautan hati yang menjadikan kota ini sangat berarti.

24 Juli 2007 @ 17.30 Wita
Begitu berat perasaan, saat orang-orang yang baru ku kenal ini, memancarkan senyum dgn makna agar tak hrs berpisah, agar ttp di kota ini dan tak perlu berjabatan tangan dan mengucapkan kata-kata berpisah.


Ah… Sudahlah…
Kalian memang buah hati yang tak akan terlupakan. Entah siapa saya bagi kota ini, sehingga kalian harus bergantian bersalaman, bahkan ada beberapa diantara kalian yang berkali-kali menyalami dan berjabatan tangan dengan berbagai ucapan dengan pesan agar kembali ke kota ini…

“Selamat jalan yah kakak, pokoknya harus kembali lagi ke Kendari” atau nada canda, dengan tujuan agar lebih lama lagi kami ada di kota ini. Mungkin mereka kurang percaya, kami atau saya akan kembali ke kota ini lagi, sekali pun aku juga tidak bisa memastikan entah kapan lg akan hadir di kota ini…” Ya sudah, tunda saja kakak, 1 minggu lagi ke Bandungnya “

Harapan, berharap dan meminta. Mungkin lebih lama beberapa saat, jawaban yang tepat agar lebih lama bersama, tapi memang aku pun tidak tahu pasti entah kapan lagi akan datang ke kota ini. Mungkin bulan depan, mungkin tahun depan, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi ato berapa tahun lagi, aku tidak tahu, tapi aku ingin kembali ke kota ini “KENDARI”

Menjadi sangat berarti setelah aku bertemu dan menjumpai ratusan pelajar yang memang mereka sangat berharap agar kami lebih lama di kota ini. Tapi, aku dan rekan-rekan memang harus meninggalkan kota ini. Tanpa satu pun yang ku kenal di awal aku hadir di kota ini, tapi hanya 1,5 bulan, kalian mempesonaku dengan segala kerinduan kalian untuk lebih mengenal siapa Sang Khalik, yang memang Dialah yang mengijinkan kami untuk berada di kota ini. Bagaikan seorang yang sangat berarti bagi mereka, saat aku pun harus melihat beberapa diantara kalian meneteskan airmata, begitu berarti kah hidup kami di dalam hidup kalian ?

Ah…Kini, waktu berada di kota ini sudah tidak panjang. Salam buat kalian, adik-adikku yang mengasihi Kristus…


24 Juli 2007 09.15 Wita…
“Saat-saat mengingat kasih karunia Bapa, aku bisa berada di kota ini, Kendari”

"Saat mengenang Tepat 3 Tahun lalu, awal menginjakkan kaki di kota ini (16 Juni 2007 - 16 juni 2010). Kerinduanku, untuk selalu kembali ke kota Kendari, sambil bertemu dengan kekasih-kekasih hatiku, yang telah Bapa percayakan untuk kulahirkan dari rahim rohaniku. Kalian harus terus bersukacita di ladangNya, untuk terus menuai tuaian yang telah menguning itu. Maaf, kakak belum bisa menepati janji untuk kembali ke kota ini...!"

Senin, 07 Juni 2010

Kisah Cinta Yang Salah


Sayang . . . , aku mau bercerita tentang dirimu.


Ijinkan aku sobat bercerita kembali, pasti kau akan bosan tapi, dengarkanlah ceritaku ini mengenai seseorang yang sangat kucintai.

Kuceritakan padamu seorang wanita, bukan agar kau mencintainya, tapi agar kau tahu bahwa kekasihkulah yang sedang kuceritakan. Agar kau mengerti mengapa aku sangat mencintainya dan akhirnya menyadari mengapa aku sangat sulit untuk melupakannya.
Wanita ini sangat cantik dan menarik. Juga penuh dengan misteri. Iya…penuh misteri yang akan kuceritakan pada penghujung cerita ini mengapa aku menyebutnya misteri. Semua orang ingin memilikinya dan menjadikannya pasangan hidup, karena ia akan mengisi dan menghiasi hidup setiap lelaki yang ada di sekitarnya.

Lalu aku menemui wanita ini dan mengatakan padanya bahwa, hidup itu adalah anugerah yang telah Tuhan ciptakan untuk kita jalani dengan berbagai aspek kehidupan yang indah. Dan, ternyata aku jatuh cinta sobat. Aku baru menyadari bahwa dia adalah wanita yang sangat tepat untuk dijadikan pasangan hidup setelah perkenalan kami selama 3 tahun.

Aku tidak mendekatinya atau berusaha merayunya saat itu, karena aku tahu dia adalah wanita yang sangat sulit untuk didekati apalagi kalau untuk merajut hubungan asmara dengannya. Bagiku dia tidak lebih dari seorang sahabat dan gadis manis yang lebih tepat dijadikan saudara.

Lalu, pujaanku pada suatu malam setelah pertemuan kami yang semakin hari tercermin kasih berkata padaku :

‘Panggillah aku sebagai adikmu, jangan dengan sebutan nama yang sering orang sematkan padaku, saat menyapaku.’

Kutemukan ada cinta yang sudah tidak dapat terdefinisikan diantara kami selain bahasa tubuh kami yang berbicara, bahwa kami saling mencintai dan ingin merajutnya dalam hubungan kasih. Aku tentu tidak langsung menjalaninya dengan pertalian kasih, karena kami perlu mengerti dan saling memahami. Dan, kutemukan bahwa pribadinya sangat menarik, membuatku tidak pernah melirik dan mendekati wanita lain apalagi sampai menaruh hati dan harus memberikan cintaku ini pada wanita lain.

Ah…itulah dia. Lebih indah dari yang pernah kuimpikan dalam mendapatkan pasangan hidup. Seiring waktu perkenalan kami, aku tidak dapat membendung rasa rinduku yang semakin hari tidak dapat terkendalikan oleh paduan senyum, nafas segar dan tawa manisnya serta aura indah yang semakin membawaku pada realita dengan hanya satu kalimat. ‘Cinta itu indah’ sesuatu rasa yang belum dapat kudefinisikan dengan rangkaian kata-kata selain menikmatinya dalam hati, jiwa dan perasaanku yang akan membawaku ke fatamorgana yang berkepanjangan.

Ada kata indah yang selalu terucap sekalipun kami ada dalam pertikaian, ada sikap menghargai sekalipun ada kesalahan dan ada tangis yang tak teruraikan sekalipun hanya aku, yang sedang memeluknya, dapat membaca dan mengartikan setiap tetesan air mata itu. Ada cobaan demi cobaan yang terus mendatangi kami, tapi semuanya kami lewati bersama dalam kebersamaan, karena aku dan dia selalu saling berbagi beban agar kami tak memikul cobaan itu masing-masing.

Aku hanya mau menceritakan dia, kekasihku yang selalu ada dalam pikiranku. Seorang yang sangat takut dengan kata-kata perpisahan, sehingga aku berjanji untuk selalu setia dan tak akan menyakitinya, sehingga aku menanamkan dalam lubuk hatiku hanya ada satu cinta dalam hidupku yaitu kekasihku, pujaan hatiku, wanita yang sedang kuceritakan padamu. Wanita yang mengasihiku ini selalu melukiskan sayangnya padaku dengan sikap yang baik, dengan wajah yang memancarkan sukacita dan dengan berbagai hadiah yang selalu membanjiri setiap ruang di sudut-sudut kamarku dan puluhan baju-baju yang selalu membawaku pada kebanggaan untuk ingin terus memilikinya. Sementara aku bukan lelaki yang dapat mengekpresikan secara sempurna kasihku dan sayangku ini, kepada wanita tercantik yang sedang tenggelam dalam cintaku, selain dengan sikap hati yang selalu ku jaga, bahwa aku akan terus menyayanginya.

Yang mau kuceritakan sobat bahwa, dia selalu ada untuk memberikan aku kesenangan, dia selalu memberikan aku cerita yang menyejukkan. Aku sangat percaya padanya untuk berbagi atas setiap beben berat dan dia akan menjadi pendengar dan penasihat yang baik, saat aku jatuh dan terpuruk dalam tekanan hidup ini. Aku percaya dia yang akan selalu setia untuk menjalani hidup bersama denganku.

Setelah perjalanan panjang kisah kami yang tidak mungkin kuceritakan semua disini sobat dan banyak cerita yang tak mungkin aku dan wanitaku ceritakan pada kalian. Akhirnya jarak harus memisahkan kami. Ujian pertama bagi wanita tercantikku dan tentu bagiku yang akan sulit untuk berjalan tanpa kehadirannya. Ada kisah cerita yang singkat dan sulit untuk kulupakan, saat kami telah mengetahui akan dipisahkan oleh jarak, kami hanya berbincang. Tiba-tiba tetesan airmata kekasihku mengalir dan terus mengalir seakan-akan kami akan berpisah untuk selamanya. Aku hanya memeluknya dan berkata bahwa kita akan tetap bersama. Aku hanya meyakinkan bahwa cinta ini akan selalu ada dalam hidupku. Tapi, air mata itu tidak pernah berhenti dan mengalir pada wajah manisnya dengan ucapan yang membawa kami kedalam keheningan.

‘Aku merasa bahwa kita akan berpisah dan aku takut kalau hal itu terjadi.’

Sudahlah . . . Sahutku dengan lembut, dengan usapan tangan yang hangat dan kasih yang mengalir dari seluruh tubuhku, sampai kami berada dalam cinta yang tak terdefinisikan dan akhirnya hanya kepadaNya kami mengadu, bahwa disini ada cinta dan kasih dua orang yang sedang tenggelam dalam aliran romance.

Kami masih tetap saling mencintai, jarak dan pertemuan yang semakin jarang bisa kami atasi melalui komunikasi dengan ponsel-ponsel yang selalu menyampaikan pesan-pesan cinta. Kami masih meluangkan waktu untuk bertemu di kota ini dengan cinta yang tak terdefinisikan sekalipun sangat singkat. Aku pun selalu menyampaikan rasa rinduku dan pengaduanku pada kehendakNya, selalu meminta penjagaanNya dan perlindunganNya agar wanita pujaanku selalu ada dalam pelukNya.

Betapa banyak pria yang pernah dan selalu mendekatinya, semuanya dia ceritakan padaku. Aku sangat percaya pada wanitaku ini sobat, sehingga tak ada cemburu dalam hatiku, karena aku tahu cintanya hanya untukkku dan tahun-tahun yang kami lalui selalu membawa kegagalan pada pria yang mendekatinya karena aku disini ada untuk dicintai dan mencintainya.

Kekasihku saat ini sedang dekat dengan seseorang yang kukenal, yang ditanyakannya dengan pertanyaan ringan setelah pertemuan mereka. Ah…bagiku itu hanya ujian bagi si pencinta yang wajar datang dan silih berganti. Kamu tahu kenapa sobat? Karena wanitaku selain cantik dan menarik, ia sangat baik dan selalu memancarkan aura kebahagiaan bagi setiap pria yang ada disekitarnya. Wajar kalau kaum adam menyukainya dan beruntung bagiku bisa memilikinya. Seperti biasa sobat, aku tidak cemburu karena sekali lagi kukatakan, bahwa aku percaya cintanya atas hidupku sekalipun saat ini kami sedang tidak harmonis. Mungkin karena sudah terjalinnya komunikasi diantara mereka, aku menemukan jiwanya yang semakin asing bagiku. Aku coba menjauh seiring dengan sikapnya yang semakin menggangguku, berhubungan dengan seseorang yang semakin sering menjadi perbincangan diantara kami. Aku coba uraikan dan menanyakan cintanya.

Apa yang kulihat ternyata tidak benar, sahutku dalam hati. Kecurigaanku ternyata tak berasalan, sekalipun secara jujur, aku akhirnya mengatakan untuk pertama kali dihadapannya bahwa, aku cemburu dengan sikap dan kedekatannya terhadap seseorang yang terus mendekatinya dan ada respon dari wanitaku. Kamu pasti tidak percaya sobat, ia mengatakan bahwa dalam hatinya hanya ada cinta untukku. Walau ungkapannya berkata bahwa cintanya masih untukku, aku merasakan ada aura bahwa ia akan meninggalkanku, sehingga aku semakin menyayanginya sampai akhirnya aku sampai pada misteri yang kuungkapkan diawal ceritaku ini sobat. Jarang komunikasi, bahkan hampir terhenti dalam kehidupan cinta kami. Lalu, kuputuskan untuk menyimpan egoku dan memulai pembicaraan di balik ponsel yang setia menyampaikan kata-kata cintaku, berhubung dengan tatapan dan sikapnya yang sudah berubah dan asing bagiku.
Misteri cinta dan wanita yang menyayangiku mengatakan padaku sesaat setelah permulaan perbincangan singkat itu :

‘Aku mencintainya sayang dan disini tak ada lagi cinta untukmu . . .!’

Ah…aku hanya terdiam sobat. Sesekali aku berucap membalas perbincangan dari kejauhan itu, tapi aku hanya terdiam dibalik ketidakberdayaanku dan ketidakpercayaanku akan apa yang kudengar. Lalu kukatakan kepada kekasihku dari jarak kejauhan, adakah cinta disana untukku. Wanitaku hanya menjawab :

‘Aku menyayangi engkau saat ini hanya sebagai Sahabatku, karena cintaku sedang mekar ke jiwa yang lain!’

Lalu kukatakan lagi dari kejauhan, bahwa aku sangat mencintainya seiring cerita dan kisah yang pernah kami lalui, seiring dengan cinta dan kasih yang ditebarkannya dan balutan sayangnya yang telah membawaku tenggelam kepada cinta yang tak tergantikan, sampai pembicaraan itu terhentikan dengan doa yang kami akhiri dengan kata selamat malam.

Seminggu kemudian kulihat, wanita pujaanku yang telah bersamaku lebih dari setengah dekade, datang untuk menghampiriku dengan doa dan kata-kata maaf . Tapi, aku hanya menatapnya tanpa turut serta dalam ritual doa tersebut, seiring dengan luka-lukaku yang mendera dan membuatku meradang ditemani dengan air mata yang terus mengalir. Satu pesan bahwa, perpisahan sangat menyakitkan dan hal yang paling menyakitkan adalah saat orang yang paling kita kasihi, yang selalu menyematkan kata-kata cinta yang melukai kita dengan kata perpisahan.

‘Taruhlah lenganmu di dadaku, agar kau merasakan sakit yang kurasakan sayang’ sahutku dalam hati’.

Sobat…bagaimana pun sikap dan tindakan kekasihku tersebut, aku tetap mengasihinya, karena disini ada cinta. Aku tidak mau menuliskan kata-kata kecewa dan amarahku sobat, atas cintanya yang telah berpaling. Aku lebih baik mengambil sikap untuk memaafkannya, agar lara hatiku, agar batinku yang tersiksa dan jiwaku yang terguncang, agar luka-lukaku yang tak kunjung kering ini, tidak menyiksa dan mematikanku. Agar kekasihku mengetahui, bahwa disini hanya ada cinta, sekalipun dia telah menyematkan luka yang teramat dalam. Mungkin itulah cinta yang sulit kudefinisikan sobat. Aku melakukannya karena aku tahu ada cinta yang tulus disini. Aku harus hidup untuk cinta dan misteri dalam hidup kami masih akan tetap ada.
Pastikan sobat, suatu saat kau masih ingin mendengar lanjutan ceritaku tentang wanita yang sangat kusayangi ini, karena semua masih misteri dalam waktu-waktu yang akan kita lalui. Doakanlah aku dari jarak kejauhan sobat, agar aku kuat dan mengetahui rahasia-rahasia besar dari kasihNya. Apakah aku salah sobat, untuk menunggunya disini, dengan hati dan kasih yang masih terbuka untuknya, wanitaku, kekasihku dan pujaan hatiku.



Untuk sobat setiaku yang kutahu, disana tidak akan ada akhir cinta bagiku, untuk sobatku yang ada di ladang misi, untuk sobatku yang berperan meringankan bebanku, untuk sobatku yang pernah kucintai, untuk sobatku yang merayakan ulang tahun dalam sakitnya dan untuk sobat-sobatku yang tidak mengetahui kisahku. Aku disini membutuhkan doa-doa kalian.

Dan, untuk kekasihku yang ada di ladang cintanya, aku menunggumu disini, untuk menuai diladang cinta yang pernah kita semai bersama.

Bandung, 30 Oktober 2008, 15.25 wib



Dewinson



Balasan . . . ! ! !

Sayang…, aku mau melupakan dirimu.

Ijinkan aku menceritakan dirimu sayang, pasti kau tidak akan bosan dan marah, justru kau akan senang mendengarkan dan membaca ceritaku tentang dirimu sobat kecilku. Ijinkan juga aku memanggilmu dengan sebutan ‘sayang’ walau ku tahu itu akan membuatmu semakin tenggelam dan terhanyut akan cinta kita dahulu. Sebenarnya aku kurang setuju kau menceritakan diriku kepada sobat-sobatmu, tapi sudahlah…

Kuceritakan tentang dirimu, agar akhirnya kau mengerti akan keputusanku sayang dan akhirnya engkau memahami mengapa aku meninggalkan dirimu.

‘Sayangku yang lugu’

Sebenarnya sejak kita bertemu dahulu, aku tidak pernah suka padamu, apalagi mencintaimu. Kau pasti tahu, karena aku pernah mengungkapkan siapa yang sedang kucintai dan kudoakan saat itu. Tapi, kamu memang lugu, saat aku tidak mencintainya lagi, kau selalu datang dengan membawa keluguanmu, sehingga aku mengerti bahwa kau sangat cocok untuk dikibulin, dibohongin dan dimanfaatkan untuk menjadi kekasih sementara. Ah…mungkin kau tidak menyadarinya karena aku datang padamu dengan bersikap lugu serta lucu juga dan justru itu yang membuatmu jatuh cinta padaku.

Akhirnya benar dugaanku, hanya dengan sering dikunjungi dan diberi perhatian sedikit, kau semakin lengket denganku dan semakin menaruh perhatian padaku. Aku sedikit cinta, tapi sedikit sayang. Kamu tahu, mengapa aku hanya menceritakan kepada teman kantorku bahwa kaulah kekasihku, itu sebenarnya hanya tipuan kecil yang tak mungkin kau ketahui, belum tentu juga benar apakah aku menceritakannya kepada mereka bahwa kau kekasihku. Lagian mereka tidak mengenalmu dan kau tidak akan menanyakan pada mereka. Tidak mungkin juga aku mengenalkan dirimu pada mereka. Makanya aku tidak pernah menceritakan pada orang-orang yang kita kenal bahwa kita sudah memadu kasih. Akhirnya kau juga turut tenggelam untuk menyimpan rapat hubungan kita. Ah…kau memang kekasih yang tak kuanggap dan sangat lugu dan goblok. Aku salut akan keluguanmu sayang.

‘Sayangku yang cengeng’

Kamu harusnya sadar dan mengerti bahwa aku tidak suka dengan pria cengeng, apalagi untuk menjadikannya sebagai kekasih. Kamu harusnya sadar dengan ucapan-ucapanku dulu, bahwa kamu itu pria lemah yang bisanya hanya menangis dihadapanku saat ada masalah yang menerpamu. Ah…tak bisa kubayangkan bagaimana tangis dan uraian airmatamu saat aku mengatakan bahwa aku lebih mencintai jiwa yang lain. Pasti kau setiap hari menangis dan menangis. Dasar pria cengeng. Sayang, kenapa kau ceritakan tangisanku saat kita akan dipisahkan oleh jarak. Aku dulu menangis bukan karena kita akan berpisah sayang, jadi jangan kepedean dulu. Aku menangis karena tidak akan ada lagi orang yang menghiburku dengan tariannya yang garing dan bukan karena takut kehilangan cintamu. Btw, aku masih ingat waktu meneleponmu malam itu, saat setelah mengungkapkan kata-kata berpisah di senja yang sangat indah itu. Kau menangis begitu kerasnya dan sangat memilukan serta menyayat-nyayat hatiku. Kamu pasti mendengar tangisanku dibalik ponselmu. Sebenarnya aku menangis karena mendengar eranganmu, bukan karena takut berpisah denganmu dan saat aku sudah berhenti menangis, kau masih saja menangis. Bisa kubayangkan airmata dan ingusmu pasti sangat banyak dan matamu bengkak-bengkak. Lalu besoknya, kau datang dengan tangisan yang termehek-mehek lagi dibalik ponselmu. Kau masih ingat kan sayang, aku tidak menangis lagi, malah tertawa dalam hati. Cuma kayaknya kau masih labil dan terguncang dengan keputusanku, jadi aku tidak tertawa. Tidak tega juga melihatmu menangis. Jangan-jangan kau masih menangis saat ini, walaupun sudah lebih dari limapuluh hari aku mengungkapkan kata-kata berpisah. Jangan salahkan aku sayang, luka dan dukamu ada karena kau yang terlalu mengasihiku.

‘Sayangku yang sok pintar’

Sebenarnya kamu itu pintar dan sangat pintar. Tapi itu menurutmu dan hanya penilaianmu saja. Aku teringat panggilan kecilmu ‘BOLNGA’ goblok dan ngawur kali ya artinya. Entah apalah itu. Lebih bagus deweeh saja sayang. Sayangku yang sok pintar, Lihatlah nilai-nilaimu sejak dari sekolah dasar atau saat kau sudah dibangku kuliah. Pernahkah nilaimu lebih tinggi dariku. Apalagi kalau berbicara NEM. Ah…antara langit dan bumi sayang. Bagaimana jika kita bandingkan dalam satu semester, indeks prestasimu (IP) tidak pernah lebih tinggi dariku. Bahkan IP terkecilku selama kuliah tidak pernah kau lampaui, harus IP dua semester baru bisa menyaingiku. Banyak juga sebenarnya perkataanmu yang sok pintar dan sebenarnya cuma bualan kosong bagiku. Kamu harusnya tahu sayang, aku jauh lebih tahu dari semua yang kau bicarakan, bahkan bualanmu tentang politik. Kamu harusnya sadar sayang, bahwa aku jurusan politik. Tapi, kamu tetap saja memaksakan kata-kata kosongmu dan akhirnya membuat aku muak dan malas untuk berbicara denganmu. Setiap pembicaraan kita, pasti selalu kamu yang mendominasi sayang, padahal semua bualanmu itu sudah kutahu. Kamu harusnya sadar kenapa aku mau bercerita denganmu. Karena di kota ini hanya kau yang sok pintar, kadang sok pintarmu yang ingin ku lihat sebagai tontonan lawak gratisan atau kasarnya kau itu bagiku hanya dangelan orang yang bisa dimanfaatkan untuk disuruh menari dan berjoget-joget. Aku senang melihat rekamanmu yang diponselku, sampai sepupuku bilang bahwa kamu itu camen (cacat mental), saat melihat rekaman yang justru kau banggakan itu. Mau kuhapus sebenarnya rekaman itu, tapi kapan-kapanlah itu, setelah memoryku mau habis. Ah… sayangku yang bodoh! Kapan kau berubah dari sikapmu yang sok pintar itu. Aku ragu kamu bisa menghadapi klien-klienmu atau teman-teman profesimu. Kamu selalu berbicara seakan-akan mereka lebih bodoh dari kamu, tapi sebenarnya kamulah yang sok pintar. Beruntunglah aku sabar mendengar ocehanmu yang sok pintar itu.

Bagaimanapun juga kamu tetap sayangku yang sok pintar. Syukurlah kamu tidak bisa mendefinisikan setiap kisah cinta kita dalam tulisanmu itu. Aku sudah yakin, kau itu sok pintar, masa mendefinisikan cinta saja belum mampu, sudah mau merebut dan meluluhkan hatiku. Tapi, sayangku, kekasihku, pujaan hatiku. Jangan sampai kau mendefinisikan kisah cinta kita pada sobat-sobatmu, apalagi sampai menceritakan apa yang pernah kita jalani. Biarlah ini menjadi rahasia kita berdua sayang. Janji ya sayang ! Kamu pasti mengerti dan tidak terlalu bodoh dengan maksudku ini kan. Saya harap kamu mengerti sayang, mengapa tidak perlu menceritakan semua kisah cinta kita. Tapi, kalau kamu mau menceritakan juga tidak apa-apa. Itu adalah hakmu. Belum tentu juga orang percaya dengan bualanmu itu. Pastilah mereka lebih percaya padaku sayang. Ah… semakin kuingat kebodohanmu, semakin sayang aku padamu.

Satu lagi sayangku. Saya selalu mengingat saat mengajarkanmu tentang dunia maya, agar kita bisa minimal sekedar email-emailan dan saling menanyakan kabar dari dunia maya. Tapi, sudah sampai keluar amarahku untuk mengajarimu, tetap saja kau tidak bisa. Sebenarnya aku tidak ingin email-emailan denganmu. Aku hanya ingin melihat wajah ketololanmu saat kuajarin dunia maya. Bagaimana wajah yang sok pintar akan malu dan tidak berkutik saat diajarin dunia maya. Padahal saudara-saudaraku yang SMP mungkin SD juga sudah bisa kalau sekedar buka email. Aku bersyukur dengar kabarmu bahwa kau sudah bisa kirim email. Tapi, maaf ya sayang, aku tidak pernah balas emailmu. Sebenarnya dari dulu aku tidak begitu ingin beremail-emailan denganmu. Itulah alasannya, setelah kau bisa ber_email ria, aku tidak begitu respon dengan semua pesan lewat emailmu, makanya tak ada satupun yang kubalas. Ah…bagaimana kelak nasibmu buka kantor hukum, jangan sampai kau bilang bahwa anak buahmu bodoh-bodoh, padahal kaulah sebenarnya yang sedang dibodohin. Sayangku, kamu kayaknya belum bisa ganti password ya. Jadi semua rahasiamu masih bisa kulihat, kan aku yang buat semua pernak-pernikmu di dunia maya dan tentu aku masih ingat passwordmu. Kapankah engkau jadi pintar sayang.

‘Sayangku yang sombong’

Seharusnya kamu sadar dan bukan sombong akan cinta kita. Aku melakukannya karena aku belum menemukan tambatan hati. Kamu itu terlalu jelek dan tak pantaslah untukku. Kamu itu terlalu sombong dan tinggi hati tapi kurang tinggi badan. Ups..sorry, just Kidding. Harusnya kamu sadar saat sering kukatakan setiap perjalanan kita. Kalau kita berjalan, kau lebih cocok jadi supirku dan bukan kekasihku. Tapi, kalau kulihat wajahmu sudah memerah karena marah atau malu, cukup dengan satu kecupan, kau pasti akan gembira kembali serasa bahwa aku hanyalah milikmu dan aku hanya mencintaimu. Sebenarnya kau juga harus sadar sayang, saat aku bercerita bahwa banyak sekali jiwa lain yang mendekatiku. Sudah kuceritakan berkali-kali, kau tetap sombong dan percaya bahwa aku tidak akan berpaling. Kamu kira kamu itu siapa sayang ! Sudah banyak yang kulakukan dibelakangmu dengan jiwa-jiwa lain. Untunglah kau setia, sehingga setiap kali aku butuh kau, kau selalu hadir dengan segera. Itulah makanya aku sangat cemburu andaikan kau dekat dengan wanita lain, karena aku tidak ingin mainanku pergi dan meninggalkan aku. Ah… sayangku. Kau terlalu sayang untuk ditinggalkan. Aku hanya ingin melihat, darah sombongmu berubah dan hilang saat aku katakan bahwa aku tidak mencintaimu. Hahaha. Maaf sayang, aku tidak mengejekmu, tapi hanya sekedar mengatakan fakta dan realita. Kita masih hidup di dunia nyata, sayang. Jangan terlalu tinggi mimpimu atas kehidupan ini yang kadang aku tidak bisa menjangkaunya.

Sayang…, jangan bangga dengan segala pemberianku, yang kau bilang telah memenuhi ruang dan sudut setiap kamarmu. Apalagi dengan baju-baju yang ku kasih, itu banyaknya barang loak sayang. Kamu kan sudah dengar penjelasanku. Kadang harganya tidak sampai sepuluh ribu. Apalagi dengan tas yang sering kau pake ke kantor. Memang ada baju-baju mahal yang kubelikan, bukan karena aku ingin memberikan yang terbaik, tapi kamu terlalu sombong dengan penampilanmu yang menyangka bahwa kau itu fashionable, padahal bajumu itu gak ada yang bagus, makanya kubelikan yang bagus biar kalau kita berjalan bersama, kita agak imbang. Makasih ya sayang, kau telah menemaniku selama ada di kotamu, kau setia mengangkat tasku saat aku sedang belanja dan memutari berbagai Factory outlet. Wajarlah kukasih baju, karena kalau menyewa pengangkat barang pastilah lebih mahal dan belum tentu bisa menghibur seperti dirimu. Maaf sayang, aku tidak pernah membelikan celana padamu, padahal celanamu yang kita beli dulu sudah sobek-sobek. Bukan tidak mau, tapi perutmu sekarang cepat buncit, padahal makan masih jauh lebih sedikit daripadaku. Kalaupun kubeli, pasti cepat kesempitan. Mungkin kau cacingan sekarang sayang, jadi mirip busung lapar tuh perut. Tapi, aku suka kok dengan perutmu yang semakin buncit itu.

‘Sayangku yang sangat setia dan selalu ceria’

Janganlah engkau terlalu lugu dan terlalu setia menunggu cintaku disana. Janganlah kau terlalu cengeng dengan ratapan-ratapanmu untuk mengharapkan ku kembali dan janganlah engkau terlalu setia untuk sombong, bahwa aku sangat mencintaimu. Aku sudah menemukan tambatan hati yang siap mendengarkan ceritaku dan tentu berbeda denganmu. Dia sangat pintar dan tidak selugu dirimu, walaupun mungkin samalah cengeng kalian. Aku masih memaklumi hal itu, karena dia masih muda, tidak seperti dirimu yang sudah tua dan tahun depan sudah umur 29 tahun. Sampai kapan kau hendak menungguku sayang…??? Aku hanya akan mau kembali, jika aku ingin menikmati keluguanmu dan kebodohanmu. Kapan menari-nari lagi sayang ?? Tapi jangan kuatir sayang, kalau aku sudah mulai jenuh dan cintaku belagu, aku akan kembali kepadamu, tapi tidak untuk mengikat janji setia. Makanya waktu aku tahu kau akan menyatakan pada dunia tentang hubungan kita, aku langsung pasang-kuda-kuda dan segara menyematkan kata-kata berpisah. Betul sayang, hidup ini penuh misteri, aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi kedepan. Ah… indahnya hidup ini sayang, bisa bertemu denganmu. Orang yang sangat unik. Inilah unikmu, saat aku katakan, bahwa aku menyukaimu karena unik. Unik banget. Pokoknya culun, polos, enak untuk dikerjain, dikibulin dan dimarah-marahin. Pokoknya digimanain juga pasti setia dan selalu ceria. Jadi, kamu sudah sadar kan, mengapa aku meninggalkanmu. Mau disakitin juga, pasti akan terus memaafkan dan mencintaiku dan akhirnya kau sangat kecewa saat aku telah menemukan tambatan hati dan mengkhianatimu. Semogalah kau tetap ceria sayang. Makasih juga pernah ngerjain aku ya sayang.

Maafkan aku sayang ! Tulisanku agak panjang dan lebih bermutu dari tulisanmu. Bahkan, Sebenarnya mengapa aku tidak mau membaca tulisan-tulisanmu yang selalu kau banggakan itu, karena aku jauh lebih pintar menulis darimu dan tentu jauh lebih menarik dan renyah untuk dibaca. Betul sayangku, cinta itu indah, tapi carilah cinta yang real dan nyata, agar kau tidak menikmati cinta dalam fatamorgana yang berkepanjangan. Jangan salah mengartikan cintaku sayang. Dan, tidak usah lagi kau setia mengenang cerita cinta kita atau setia melihat rumahku yang sering kau singgahi dulu. Semua kenangan denganmu sudah kukubur dan kutendang sekuat-kuatnya. Hmm, pokoknya kutendang seperti saat kau tendang batu di pertemuan terakhir kita dan sepatumu pun ikut terbang. Ah…Dasar pria bodoh dan goblok. Kalau masih susah juga melupakan kisah kita, hanyutkan saja cerita cinta kita ke depan sungai depan rumahku yang dulu. Sekarang kan musim hujun, pasti bentar lagi banjir tuh. Tapi, keluguan dan kebodohanmu tetap kuingat kok. Manatau lagi stress dan pusing kerjaan kantor atau lagi ribut dengan cintaku, aku pasti ingat hal yang lucu-lucu denganmu. Kayaknya cocok kau sayang bergabung dengan bolot Cs. Biar berkumpullah kalian orang-orang bodoh, bolot dan sebangsanya, untuk menghibur masyarakat kita yang semakin penuh dengan tekanan hidup ini.

Sayangku…! Kekasihku…!! Pujaan hatiku…!!!

Aku harus mengatakan kata-kata yang sangat menyakitkan bagimu, agar kau segera keluar dari keluguanmu, kepolosanmu dan kebodohanmu. Saya harap kau tidak perlu termehek-mehek dan mencucurkan airmata dengan kata-kataku ini, tapi justru ceria sambil tersenyum dan menari-nari menghadapi kenyataan hidup ini. Maafkan untuk cintaku yang terlalu menyakitkan bagimu. Inilah kenyataan hidup sayang. Semuanya masih misteri, akupun belum tahu apa yang akan terjadi atas hidupku kedepannya sayang. Temukanlah jawaban misteri itu dalam sabdaNya. Maafkan jika kau kusayangi dan akhirnya kutinggalkan. Aku tetap berdoa untukmu sayang, agar kau mendapatkan yang terbaik sebagai pasangan hidupmu. Pokoknya yang lebih baik dariku.
Semoga sayangku…!

‘Selamat menikmati hidup tanpa cintaku, selamat tinggal sayangku…!’


Untuk kekasihku yang sangat mencintaiku, yang kutahu cintanya tidak akan pernah berakhir bagiku. Aku sangat menyayangimu. I love you sayang. MaafkanSayang …aku mau melupakan dirimu.


Kota cinta kita, 4 November 2008, 16.25 wib

With Love

Sayangmu…



Untuk Sayangku…

Sayang, aku sudah menerima balasan tulisanmu. Ah…aku tidak bisa memberi komentar atas tulisanmu sayang. Tapi, hanya kau sayang yang memberi balasan atas tulisanku dari ratusan sobat-sobatku yang lain. Mungkin juga tulisanku tidak pernah sampai kepada tangan mereka atau mereka hanya memberikan dukungan doa untukku, karena akupun tidak pernah berharap dapat balasan dari mereka, bahkan darimu.

Mungkin benar juga dirimu sayang, aku terlalu bodoh dan naïf mengartikan cintamu atas hidupku. Harusnya aku sadar dari sejak pertemuan kita dahulu. Dari saat adanya getaran cinta, aku harusnya bersikap pintar dan mengambil langkah suci. Pastilah kita saat ini ada dalam ikatan cinta yang abadi, yang diikatkan oleh kasihNya. Ah…mungkin aku terlalu bebal sayang, atas semua peringatan yang pernah kudengar seiring dengan cinta yang tak terdefinisikan olehku. Aku sadar sayang atas sikapku, meski aku tidak pernah menyangka akan beginilah nasib sang pencinta, yang justru tenggelam didalam ladang-ladang duka, yang terhunus di dalam lara yang berkepanjangan dan yang tak henti-hentinya mengalirkan kepedihan dalam tetesan airmata yang terbendung.

Sudahlah sayang, yang kutahu apa yang bodoh bagi dunia ini akan dipakai untuk mempermalukan orang-orang bijak. Tak ada luka dan derita dalam hidupku berkaitan dengan rangkaian tulisanmu yang menarik untuk dibaca. Justru aku terhibur dan tertawa, karena ada benarnya juga tulisanmu sayang. Sekalipun aku justru kadang merasa hina seiring dengan cintaku dan kebodohanku untuk mencintaimu. Aku pasti akan memberikan balasan atas tulisan-tulisanmu dengan cerita yang bisa menyegarkan dan memberikan tawa bagi kita. Memang cinta misteri, tapi pastilah ada jawaban atas misteri cinta itu. Ah…benar juga kau sayang, kau sangat sayang untuk dilupakan. Apalagi saat kuketahui bahwa kau sangat pandai untuk menulis.

Duhai hidup yang memilukan, duhai hidup yang penuh misteri. Aku hanya percaya, ada tangan kasihNya yang akan membalut setiap luka-luka dan kepedihan dalam hatiku. Ada pelukan hangatNya yang akan membebat setiap lara dalam tekanan batinku. Ah…apa juga untungnya kuceritakan lukaku ini kepadamu. Aku mau bersikap bijak dan mengambil sesuatu yang indah dalam kisah kita ini. Mungkin saat ini aku sangat sulit untuk berpindah hati kepada wanita lain, tapi aku akan mencobanya sayang.

Sayang, mengenai password memang belum kuganti, tapi kelak akan kuganti. Mengenai baju, mau dari loak, mau punya bapa, mama, ade-ademu atau pembantumu, mau dari jemuran tetanggapun kau ambil, bagiku itu adalah sesuatu yang indah. Apalagi bajumu. Ah…lah terkataken indahnya. Sayang, jangan kau ceritakan kebodohan-kebodohanku kepada orang lain, cukuplah kau yang tahu kebodohan-kebodohanku, akupun selalu menjaga rahasia cinta kita. Biarlah hanya kita yang mengetahui kebodohan kita. Masa aku ceritakan bahwa kau pernah ee dicelana dan semua kebodohan lain.
Ah.. sayang…sudahlah. Doakan saja aku dari kejauhan, sayang, agar cepat pulih, dari luka-luka kisah cinta yang salah ini…


Bandung, 6 November 2008 16.12 Wib


Dewinson