Raja Semut Hitam

Bahagia Tanpamu

Bahagia Tanpamu
Sukacita Panen Rumput Laut

Kamis, 14 Oktober 2010

Kekasih-kekasih hatiku . . .


Kepada kekasih-kekasih hatiku, yang senantiasa kuingat dalam ritual doa pagiku. Kutahu tanpa kehadiran kalian sebagai pusaka yang telah Tuhan percayakan untuk kukasihi, aku tidak akan bisa tertawa lepas, bahkan untuk sekedar tersenyumpun akan membutuhkan perjuangan yang hebat bagiku .

Saat kekasihku pergi, dia berkata dalam lirihnya “Aku hanya menolongmu untuk kembali kepada PanggilanNya, setelah pengembaraan kita yang begitu panjang tanpa arahan yang jelas, aku harus mengambil keputusan yang kutahu itu tidak akan pernah adil bagimu, tapi baik bagimu”

Bagiku tidak ada yang salah dengan segala keputusanmu yang tidak pernah kuanggap sebagai suatu kesudahan dalam hidupku, sekalipun aku harus mengakuinya dengan segala kesadaranku, bahwa aku pernah terguncang dan merana untuk itu. Namun, kehadiran kekasih-kekasih hatiku, pujaan hatiku yang selalu menjadi dambaan dan tempat peraduanku, yang membuatku tetap kuat untuk terus melanjutkan panggilan hidup ini.

Sekalipun, yah, sekalipun Kekasih-kekasih hatikulah yang lebih banyak ku hibur, padahal dirikulah saat ini yang seharusnya kalian hibur.

Kekasih-kekasih hatikulah yang lebih banyak ku nasihati, padahal dirikulah saat ini yang seharusnya kalian nasihati.

Kekasih-kekasih hatikulah yang lebih banyak ku dengar keluhannya, padahal dirikulah saat ini yang seharusnya kalian dengar keluhannya.

Kekasih-kekasih hatikulah yang lebih banyak ku kunjungi, padahal dirikulah saat ini yang seharusnya kalian kunjungi.

Kekasih-kekasih hatikulah yang lebih banyak ku doakan, padahal dirikulah saat ini yang seharusnya kalian doakan.

Sekalipun dan sekali lagi, hanya Kekasih-kekasih hatikulah yang lebih banyak ku perhatikan, padahal dirikulah saat ini yang seharusnya kalian perhatikan.

Tapi, aku sangat bersuka bisa melihat kalian bertumbuh menjadi pekerja yang tangguh, sehingga menghiasi hari-hariku dengan penuh sukacita untuk menggantikan kain kabungku menjadi tawa dan tari-tarian, karena untuk itulah aku di panggilNya . . .

Kota Tuaian, 14 Oktober 2010
Untuk kekasih-kekasih hatiku, kebanggaan bagiku dapat merawat dan melayani kalian, sehingga kalian bertumbuh menjadi pekerja-pekerja yang tangguh. Berdirilah teguh dan jangan goyah, sebab jerih payah kita tidak akan pernah sia-sia karena Bapa yang menjamin hak kita.

1 komentar:

  1. Nih cerita pdhl serius bgt, tp reaksi dr tmn2 kok malah lucu yah ? Hmmm. . .
    Apa yg serius bgku, jd lucu kah bg org lain ?

    BalasHapus